Rabu, 28 November 2012

Jingga


Kuta, Bali.

Hari yang lemah..
Aku sendiri disini pasrah..
Bergejolak rasa yang masih saja tidak beranjak dan aku disini menunggumu dengan hati yang masih bergairah
Raihlah saja aku, pulanglah kepelukanku, maafkan bila hati ini menjadi marah
Aku mencoba berpisah, namun tak bisa, kau masih saja mencoba ini semua kembali merekah
Aku adalah rumah


Rumah hatimu yang kini luka
Aku disini memendungmu dengan duka
Aku meraih asa yang belum bisa kau kembalikan dengan suka
Aku mencoba tetap bersuka
Disini aku mencari hati yang sempat terluka


Aku adalah obat
Penghilang rasa penat
Penyawa hingga rasamu tumbuh, walau mungkin suatu saat
Aku disini tertawa diatas penat
Maafkan rasa yang masih saja tersesat



Teruntukmu,kau yang masih kuanggap hebat
Dibalik sifat yang mungkin saja masih menjadi firasat
Teruntukmu, kau yang masih kuanggap senyawa dalam batin yang penuh sesat
Kau grafitasi hati yang tak akan pernah sesaat.

Selasa, 24 Juli 2012

Capture Life


"Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum."
- Kahlil Gibran -







"Pikir kembali. Masih belum menemukan cintamu? Di bawah sadar kamu tahu siapa orangnya. Karena 'ia telah memilih'."







"Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu."
- Kahlil Gibran -







"Meeting you was fate. Becoming your friend was a choice. But falling in love with you, I had no control over."

"Before I met you, I never knew what it was like to be able to look at someone and smile or loving for no reason."






"You may hold my hand for a while. But you hold my heart forever."

"Somehow became reality when you brought the sunlight, completed my whole life.."
- Thanks God I Found You (Mariah Carey) -







Photo by: www.weheartit.com

Rabu, 27 Juni 2012

Kisah



Ketika kisah di kisahkan... 

Menuliskan tentang dirimu adalah hal favorite sepanjang waktu. Kamu selalu bisa menghiasi detik-detikku. Kamu bahan inspirasi di setiap huruf yang akan aku satukan ke dalam sebuah kalimat yang kemudian menjadi bait, selembar demi selembar. Kamu adalah ruh dalam kata perkata yang kuketik. Kamu dan aku adalah sebuah kisah. Aku yang masih berselimut malu hanya bisa menyampaikannya melalui kata-kata. Baiknya kamu baca ini tepat waktu.

Andai tabungan rasa bisa di tukar dengan detikmu, mungkin aku akan menguasai waktu. Kurela di hukum oleh waktu. Karena aku selalu mengenakan praduga dan angan sebagai alas sepatu. Mengapa? Karena masih saja kujadikan itu sebagai petunjuk langkah agar bisa terus menulis kisah dirimu dengan indah sampai akhir waktu di atas lembaran rasa dan waktu.

Kukenali kamu dalam diam. Kusebut namamu dalam pendam. Kamu satu-satunya cahaya dalam malam. Dan aku karam dalam takjub yang paling dalam. Aku menghitam dengan tinta-tinta bertuliskan namamu dalam tiap denyut nadiku. Terhembus sebuah ketakjuban. Kini hilang dalam pendam. Tanpa dendam. Aku hanya bisa bergumam dengan diri sendiri. Kamu mampu merubah ‘berisik’ saat pancaran tatapmu menangkap tatapku yang berjuta arti dan seketika aku menjadi sosok pendiam. Kamu mampu menguasai waktu.

Jika merindumu adalah sebuah dosa, mungkin saat ini aku sedang disiksa dalam neraka kerinduan. Ribuan detik bagaikan cambukan bagiku karena tanpa pertemuan. Huruf-huruf dalam Microsoft Word ini sulit untuk di satukan menjadi kalimat percintaan. Api keegoisan telah membakar seluruh rasa rindu yang tak mampunyai tampungan. Aku berusaha mengisi detikku dengan cucuran keringat, sebagai tanda pengalihan. Aku berusaha mengingat kembali memory awal cerita, kalau aku mempunyai rasa tanpa tanda baca dan kiasan. Aku hanya ingin memiliki rasa yang natural, mengalir dan entah kapan itu bisa jatuh di sebuah jurang waktu.

“Kata-kata ini hanya sekedar kata, tanpa kamu yang bertahta.”

Bila kisah ini tertuang dalam secangkir kopi, maukah kamu terus mengisinya agar tak habis terminum waktu? Sekiranya kisah ini tertuang dalam secangkir kopi, hangatkanlah, agar tak dingin karna di bekukan waktu.

Rabu, 20 Juni 2012

Pelangi



Hai..
Halo, apa kabar?
Saat ini aku sudah kaya raya akan sebuah rindu terpendam
Bagaimana denganmu, lelaki yang sinarnya sulit di pendam?
Lelaki yang suaranya terdengar merdu, walau lebih baik diam
Hai langit, bisakah aku titip salam?

Entah berapa ribu detik aku lewatkan tanpa senyumnya kulihat
Dia seperti pelangi maka sulit untukku panjat
Dia pelangi yang hadir saat awan mendung menghampiriku sesat
Warna-warni itulah rasanya bila tatapan mataku kamu ganggam erat
Seolah sulit untuk berpaling walau sesaat

Karena bagiku, kamulah alasan mengapa pipiku merah
Karena bagiku, kamulah jingga disaat senja merekah
Karena bagiku, kamulah sinar kuning matahari di setiap pagiku yang indah
Karena bagiku, kamulah pohon hijau  yang mampu menyejukan segala amarah
Karena bagiku, kamulah langit biru yang selalu aku lihat cerah
Karena bagiku, kamulah nila kesederhanaan yang tetap terlihat mewah
Karena bagiku, kamulah ungu dalam simbol keagungan seorang raja yang membuatku pasrah

“Setidaknya kala kamu mendengar namaku, detikmu beralih untuk sekedar mengingat kalau aku ada.”

Terima kasih, karna kamu aku banyak belajar. Aku masih saja berputar di putaran lingkaran yang sama. Semoga bisa kamu maklumi
Terima kasih, setidaknya telah memberikan warna dalam hidupku
Kamu datang hanya untuk aku kagumi dan tersadarku
Aku tidak meminta pada pelangi untuk datang pada awan mendungku
Sama dengan dirimu, yang tak pernah aku undang untukku kagumi

Kamu itu pelangi
Indah, berada di atasku, namun tidak bisa aku kunjungi
Kamu itu pelangi
Warna-warni, maka aku tak pernah bosan bila di dekati
Kamu itu pelangi
Terlihat dekat, namun sangat jauh untuk dimiliki

Suatu hari nanti, bisakah kamu menghiasi awan mendungku dengan lengkungan indahmu?

Teruntukmu,
Mungkin ini memalukan, namun setidaknya tidak bagiku. Segalanya datang tanpa permisi. Dan bisa jadi pergi tanpa pamit. Namun tetap meninggalkan kenangan.
Teruntukmu,
Sosok pelangi cukup indah menggambarkan rasa kagumku. Jika semua doaku terkabulkan Tuhan, aku sadar, aku belum siap. Aku masih saja setia dengan praduga dan angan.
Kukirimkan balon pesan, agar ia bisa terbang menghampiri pelangi. Dan mungkin saat ini kamu baca pesanku. Ini pesan tulus, tiada maksud mengganggu kesenangan.

Dari aku, pemuja yang bersembunyi di balik tabungan pesimis.

Kamis, 14 Juni 2012

Kotak



Tiada bisa tertutupi, semua bisa melihat dan seolah-olah ikut merasakan

Ah, itu sih hanya firasat dan perasaan kawan-kawan
Tiada yang tahu sebuah kesedihan di balik senyuman
Tampak semua orang merasa paling tahu dan berperan


Kotak ini terkesan transparan
Tak jarang aku merasa tersudut sendirian
Meski terbalut dengan keramaian


Bila aku adalah sebuah kotak yang transparan, bersediakah ia berdiam di dalamnya?
Anggap saja aku ini sebuah kotak yang mampu menyimpan seluruh cintanya
Kotak ajaib yang sekiranya mampu menghapus sedih dan mengubahnya menjadi lengkung indah senyuman yang menghiasi bibirnya
Aku sebuah kotak yang berisikan keyakinan, kasih sayang, kebahagiaan, kesetiaan, kepercayaan, masa depan dan dirinya
Sekiranya aku bisa menjadi sebuah kotak bekal untuk persiapan masa depannya


Tak usah risau, dalam kotak ini tiada akan menemukan kesesatan
Karena di setiap sudutnya terdapat nama kita dan papan petunjukan
Guna masa depan...
Kotak ini siap di buka dan siap berbagi cinta serta kebahagiaan
Aku tidak butuh aturan, kepada siapa kotak ini memilih Tuan


Kotak ini tidaklah mewah, mahal serta bukan juga terbuat dari besi yang kuat
Kotak ini terbuat dari kekayaan cinta, kemurnian hati, sepercik harap dan segenggam keyakinan yang membuatnya kuat


Setidaknya kasih sayang ini mampu mengisi hatinya yang sedang dahaga
Sebisanya ketulusan ini pantas menggantikan posisi bidadari lain, yang dulu sempat ada
Semampunya keyakinan ini akan menjaga dirinya dari hal-hal yang menggoda
Sekiranya tabungan rindu ini bisa memeluknya di kala hampa


"Setidaknya, detikmu beralih untuk baca ini. Sekedar mengingat, kalau aku ada :')"


Kotak ini terkesan transparan. Tak jarang aku merasa tersudut sendirian.
Meski terbalut dengan keramaian
Aku si kotak yang tersesan transparan namun terbalut oleh ribuan kata keresahan yang tertutupi dengan senyum dan guyonan :)

Minggu, 03 Juni 2012

Bittersweet (sarcastic)



Aku menuliskan semua tangisku kedalam sebuah tulisan
Aku menumpahkan segala emosi cinta dalam sebuah perasaan
Tanpa aku berhati-hati, hati ini telah menjatuhkan pilihan
Pintar, tinggi, humoris, tampan, mapan, ah kamulah pria idaman

Aku tak suka keromantisan, tapi aku suka kejutan
Bila aku melihatmu, sungguh kamulah pria idaman
Kagum sangat kagum dan itu sarat dengan sebuah perasaan
Hasrat dalam diri sangat ingin memiliki pria impian

Kamu: Sweet Sarcastic

Aku, tak pernah setengah hati bila telah memilih
Saatku pejamkan mata, aku bisa mendekapmu dengan sentuhan kasih
Aku sadar, aku tidak punya apa-apa selain hati yang bersih
Kamu tidak perlu melakukan apapun untuk mencuri hati. Aku takut kamu risih
Karna hati tanpa permisi telah memilih

Letih hati ini, selalu menepi kemudian tersesat
Aku butuh peta, aku tak mau bahagia sesaat
Aku butuh cinta hingga akhir hayat
Namun, kenapa itu sulit untukku dapat?

“Mungkin Tuhan ingin aku bertemu dengan orang yang salah sebelum aku menemukan orang yang tepat.”

Lalu, bagaimana jika aku kira dia adalah dia?
Dalam asmara, aku telah menyukai dia atau jangan-jangan selama ini aku menyukai dia yang aku duga dia?

Aku tersesat, kukira kamulah peta nyata dalam hidup
Kukira kamulah cahaya yang selama ini aku butuh di hidupku yang redup
Kukira kita bisa menjadi bersatu tak dalam sekejap
Namun, bisakah aku mendekapmu dalam gelap?

Kamu: Kagumku

Terima kasih Tuhan, telah menggiringku untuk bertemu dengan pria idaman
Walau aku telah memiliki sebuah cerita indah, meski dalam impian
Aku menuliskan semua tangisku kedalam sebuah tulisan
Aku menumpahkan segala emosi cinta dalam sebuah perasaan
Tanpa aku berhati-hati, hati ini telah menjatuhkan pilihan
Pintar, tinggi, humoris, tampan, mapan, ah kamulah pria idaman

“Oh, maaf semua perasaan selalu datang tanpa permisi. Pun dengan kekecewaan.”

Selasa, 22 Mei 2012

Bisu



Mungkin hanya dengan goresan tinta saja yang bisa mewakili betapa hancur dan kuatnya diriku selama bersamamu memendam banyak pikiran. Entah karena apa, lidahku menjadi kelu saat aku ingin mengutarakan berjuta perasaan yang selama ini aku simpan. Aku tidak minta banyak darimu, aku hanya ingin kamu mendengarkan semua keluhan.  Aku hanya ingin menjadikan kamu bukan hanya sebagai pasangan, tapi juga sandaran.

Aku selalu memandangmu sebagai Raja, tidakkah kamu menganggapku sebangai Ratu? Atau setidaknya akulah yang nomor satu. Mata ini ingin berbagi cerita denganmu, tapi mata kita tak juga satu. Kamu melihat ke Barat dan aku memandangmu dari belakang duduk termangu membetulkan sepatu. Sepatuku rusak karna selalu mengikuti kemana kamu melangkah dan kamu tak juga tahu. Tetesan keringat dan air mata jatuhpun kamu tak menengok dan bicara sesuatu. Kamu itu ‘emas’ yang aku temukan dari tumpukan batu.

Tiap aku bangun dari tidurku, aku selalu tersadar bahwa aku punya hutang keluhan. Jiwa ini bergetar, seolah tidak mau mengungkapkan segala keluhan. Lalu apalah arti dari sebuah hubungan tanpa adanya saling mendengarkan? Apakah aku harus terus dan terus berkeluh pada jemari dan mendekap diri sendiri di kala jiwa dan raga membutuhkan sebuah pelukan hangat dari kamu yang selalu terlihat dengan kesempurnaan.

Salahku, aku ini terlalu kuat untukmu yang mengagungkan. Aku sangat kuat untuk menahan dan menyimpan. Pastinya memelihara banyak beban. Dan beban ini terus mengalami  pertumbuhan. Hingga jeritku tak lagi bisa aku keluarkan. Semua tersimpan dengan aman di dalam perasaan. Perasaanku terlalu kuat, kupikir demikian, tapi logikaku berusaha keras mencari semua jawaban. Tapi tak juga ia temukan. Kusadari, yang aku butuhkan hanyalah ketegasan. Tapi tiap aku mendengar suara kamu dan melihat kamu, rasanya semua beban bisa kubuat lupa dan bisa aku sampingkan.

Kamu adalah “tapi” dalam setiap alasan.

Kupunya tabungan keluhan yang berlapis perasaan. Kupunya hutang rindu yang tak bisa di lunasi walau dengan pertemuan. Kupunya airmata yang tak bisa di hapus dengan belaian. Kupunya tabungan cinta yang tak perlu kamu tanyakan. Kupunya bunga semangat sebagai penguat dalam sebuah ikatan. Kupunya kepingan masa depan dalam sebuah hubungan. Kuminta kamu seutuhnya sebagai tanda perlunasan.

Jadi, bisakah kamu menjadi sandaran keluhan dalam sebuah hubungan? Aku mau kamu, itu saja.

Cinta (?)




Aku percaya bahwa cinta itu tidak akan pernah bisa untuk di minta. Cinta itu memberi tanpa adanya paksaan. Cinta..  ah, terlalu klise untuk di bicarakan, namun tidak akan pernah habis untuk di ungkapkan dan menyajikan sebuah cerita. Insan mana yang tidak mau memiliki cinta? Kemudian menjalin sebuah hubungan. Lama-kelamaan bisa jadi akan menimbulkan sebuah ketergantungan. Masihkan ini di sebut cinta?

“Aku ga bisa kalau sehari aja ga ketemu pacar. Kaya nya tuh ada yang kurang dalam hidupku dan keseharianku.” –Lina, 24tahun-

“Gue LDR, gapapa tuh walau ketemunya beberapa bulan sekali, kan masih bisa ketemu di bbm, telpon, yah jaman udah canggih lho..” –Mark, 27 tahun-

“Kita sekota, sekampus pula. Ketemu ya sebisanya aja, ga dipaksain. Yang penting komunikasi lancar.” –Ira, 19tahun-

Tuhan begitu indahnya menciptakan sebuah kata dengan berjuta-juta makna, rasa dan ungkapan dari “cinta”. Tidaklah pernah aku terpikirkan untuk hidup tanpa cinta. Namun, banyak orang yang mengartikan cinta dengan pasangan. Love is universal. Ketulusan dalam cinta itu bisa dilihat kasih sayang tanpa pamrih dari orangtua. Cinta itu diciptakan untuk membuat insan bahagia, jika tidak atau memaksakan bahagia, apakah itu cinta?

Cinta itu bisa menjadi sebuah pelukan hangat namun bisa juga tajam layaknya belati. Cinta sejati bisa dibawa hingga mati. Tapi harus sadar dan tahu diri, bahwa hidup tiada abadi. Ibaratkan cinta dengan kopi, diawal semua begitu hangat dan manis, namun termakan dengan waktu semua bisa dingin dan sisa manis. Cinta bukan candi, yang utuh dan kuat walau termakan jaman dan teriliunan detik.

Cinta itu unique. Cinta bisa terselip diantara dua sahabat, classic. Cinta bisa terasa dari sebuah keusilan, dramatic. Cinta bisa datang tiba-tiba dengan orang yang tidak pernah kita duga, fantastic. Namun, cinta bisa menghasilkan sebuah ketergantungan yang sulit dibedakan dengan kata “aku cinta kamu, aku ga mau jauh-jauh dari kamu”, tragic.

Mana cinta? Dimana? Ada? Kapan datang?

Ah pertanyaan klise semacam itulah yang sering tercetus dari insan yang haus akan keberadaan cinta. Cinta itu tidak bisa di lihat tapi cinta itu di rasakan. Aku sendiri yang tahu apa itu cinta, dimana cinta, kapan cinta datang dll dll dll…

Cinta itu aku. Cinta itu diriku. Cinta itu tumbuh di dalam diriku. Setiap hari, setiap detik dan setiap nafasku. Bila aku cinta, aku ingin kamu selalu ada di setiap hariku hingga aku tidak bisa lagi menikmati cinta di dunia.

Cinta    : “Kamu bahagia?”
Hati     : “……”

Tanya hati kecilmu, hanya dia yang tahu jawabannya.. Feel the love!




Jumat, 20 April 2012

Rewind



Kupunya tabungan cinta yang berhasil kamu curi
Begitu nikmat saat proses pencurian itu terjadi
Seminggu terasa sewindu bila tak saling menghampiri
Cinta kita indah dan kuat seperti mawar berduri

Waktu terasa lambat bila tak bersama
Waktu terasa sangat cepat bila kita berjumpa
Sungguhku tak rela melewatkan detik demi detik untuk sekedar terpana
Sebuah ikatan yang kuharapkan berakhir bahagia
Karna kamu kekasih hati, kekasih jiwa
Kurela memberikan sisa hidupku hanya untuk mencintaimu hingga tutup usia

Namun kini, tinggalku sendiri berkasih dengan bayangmu
Masa silam yang teramat indah saat bersamamu
Perlahan kupelihara rasa rindu
Namamu sudah terkunci di dasar hati, dalam sekali..

Saat kenangan hanya sebatas angan..

Tanpa ragu aku ingin mengatakan: “Kamu adalah pengalaman hidup terbaik, kenangan termanis, masa silam paling sempurna dan mantan terindah. Terima kasih telah membuat hati ini tak selalu kosong, kamu selalu ada di dalam hati, karna kamu selalu ada di belakangku. Tak akan pernah bisa membuatku lupa. Terlalu sempurna untuk di hilangkan. Terlalu baik untuk di abaikan. Sayang yang teramat, namun sudah kukubur di dasar hati paling dalam. Senyummu adalah doaku yang terkabulkan oleh Tuhan. “

Meski kita tak lagi satu, namun kamu telah menyatu dengan hidupku..
Terima kasih untuk segalanya :’)

Selasa, 17 April 2012

Hening




Seandainya bisa kumelihat keindahan di balik sebuah bahaya dari cinta
Seandainya tiada salah dan praduga yang meleset dari semua yang tertata
Seandainya kisah ini bisa di ungkapkan tak hanya dengan kata
Seandainya engkau bukanlah bahaya yang bertahta

Tersesat engkau dalam lingkaran nostalgia
Terbelenggu dalam masa silam yang bahagia
Terbesit hati ingin merasakan bahagia tanpa sia-sia
Tersisa kening dalam kenikmatan tawa hangat bahagia

Saat engkau tersesat, aku bisa menjadi peta
Saat engkau menangis, aku bisa menjadi air mata
Saat engkau hancur, aku bisa menata
Saat engkau bersamanya, aku siap mengaca

Adakah engkau pangeran pembawa obor yang kucari?
Adakah bila kubersamamu aku siap lari?
Adakah hati yang bisa di curi?
Adakah sebuah peristiwa yang bisa kutelusuri?

Ah..

Kembaliku berkaca dan menata hidupku di depan
Melakukan aktivitas demi menggapai impian
Tiada salah dengan perasaan
Engkau bukanlah seorang pangeran
Engkau hanya bahaya berbalut keindahan

Di mataku, engkau adalah sempurna berbalut ketidaksempurnaan..

Rabu, 11 April 2012

Satudua




Tuhan telah menciptakan aku dan kamu untuk manjadi pasangan
Seribu kamu yang aku duga untuk mencari ‘kamu’ yang ditujukan untukku
Menerka, menebak dan mencari kamu yang kugambarkan seperti pangeran
Pangeran terbaik dari yang baik, hanya untukku

Tuhan menciptakan dua mata, untuk melihat bagaimana cinta terlihat
Tuhan menciptakan dua kaki untuk membantuku ketempatmu tanpa sesaat
Tuhan menciptakan dua buah tangan, untuk memelukmu dengan erat
Tuhan menciptakan dua buah kuping, untuk mendengar namamu dan kalimat “aku cinta kamu”

Namun, Tuhan hanya menciptakan satu hati, jantung dan wajah. Kenapa?

Satu hati, kita diajarkan Tuhan untuk memilih satu hati lainnya. Bukan lebih. Berikan satu hati ke orang yang tepat dan pantas. Maka dengan itu, hati kita akan lengkap dan menemukan pasangan sejatinya. Menduakan hati tak akan bertahan lama, semua hanya semu. Senang sesaat. Setelah itu akan kembali mencari satu hati. Maka dari itu, hati-hati dalam memberi hati.

Satu jantung. Jantung itu yang membuat kita terus bertahan hidup untuk mencari cinta sejati. Jika sudah menemukan cinta, ialah jantung hidupmu. Jika patah hati, jangan patah semangat karna jantungmu akan terus berdetak, kemudian semakin berdetak kencang saat bertemu dengan pujaan hati. Jantung membuat kita hidup dan begitupun cinta.

Satu wajah. Kenapa wajah kita cuma satu? Punya satu wajah saja terkadang kita bisa ciptakan menjadi dua. Hati-hati. Wajah adalah cerminan hati. Jika kita sudah ‘menduakan’ wajah kita, berarti kita sudah berani membohongi diri sendiri. Berani berbohong pada diri sendiri, tak menutup kemungkinan berbohong pada yang lain. Paras wajah cantik atau rupawan hanya sementara. Tapi hati dan pikiran yang baik akan abadi.

Belajarlah untuk mencintai diri sendiri sebelum siap mencintai orang lain. Hargai diri sendiri sebelum menghargai orang lain. Dan beranilah untuk menilai diri sendiri sebelum memberanikan diri menilai orang lain. Berkaca pada setiap tindakan yang telah kamu lakukan. Percaya atau tidak, kita hidup berdampingan dengan karma. Yes! Jangan sebar dusta, jika tidak mau didustakan.

Merasa disakiti cinta? Heiii wake up! Belajarlah cinta dari orangtua. Ketulusan akan membawa pada kebahagiaan. Percayalah. Karena cinta itu memberi tanpa pernah meminta :’)