Kamis, 22 Desember 2011

RINDU SENJA

Hangat, bersahabat, tenang dan mendamaikan hati
Ah aku ini terlalu jatuh cinta pada senja, sang waktu yang telah dengan konsistennya selalu hadir disetiap hari hariku
Bila senja tiba, jutaan inspirasi dan terkadang berakibat memutarkan dengan dahsyatnya segala memory yang telah lama kukubur dalam-dalam di sebuah kotak tua yang kusam
Tak seorangpun ingin melihat kembali pemutaran video kelamnya masa lalu, terlihat seperti pemutaran film di layar tancep warga yang siap menertawakan dengan segudang kebodohan dan kekhilafanku, dulu, sambil makan kacang dan tiker sebagai alasnya.
Senja, tidak pernah menertawakanku, ia tetap memberikan kehangatan dan rasa damai. Memaafkan.
Kini, senjaku telah hilang termakan oleh waktu. Kesibukan duniawi yang membuatku melupakanmu, sementara.
Saat senja datang menjemput, aku malah sibuk dengan rutinitas yang sama. Kerja, kerja dan kerja. Atau sibuk memikirkan entah apa yang dipikirkan, memberikan sekejap menit untuk senja saja seolah sulit. Sok sibuk, ya itulah, begitulah, duniawi.
Rindu senja, rindu sekali. Ingin kupeluk senja dengan senyum bahagia bukan mengadu dengan senyum miris dan butuh pendengar setia.
Kubutuh senjaku. Merasakan senja itu bagaikan hidup dalam secangkir kopi, begitu hangat, wangi, manis dan penuh semangat. Seperti me-refresh diri sendiri. Senja itu doping bagi jiwa.
Kapan aku bisa memelukmu dihangatnya senja?

Selasa, 20 Desember 2011

CERITA SENDU

Cerita ini begitu indah diawal. Kukira akan segera kudapati cinta dalam arti sebenarnya, bukan cinta semu atau cinta bayangan kelabu. Hal yang belum kurasakan dengan lelaki lain. Ruang dan waktu yang tepat ia goreskan tinta harapan di selembar kertas putih sedikit kusam bekas sebuah coretan rindu. Goresan itu ia sirami dengan anggunnya oleh tinta senyuman, sentuhan dan tutur kata pembawa surga. Tekunnya ia mempelajari bagaimana cara memecahkan celengan cinta yang selama ini telah kutabung. Kubuka satu demi satu lembar kertas yang telah kusam, nampak beberapa nama yang pernah tertulis, namun sepintas kurasa tidak ada yang lebih baik darinya –saat itu-. Betapa hebatnya kamu. Lelaki kuat yang memiliki kekuatan bak superhero yang mampu memusnahkan virus trauma akan jatuh cinta. Siapa kamu? Hey, enjoy sekali kamu terus-menerus menggoreskan tinta indah di lembaran kusam ini?
Tak kusadari dan tak terasa, lembaran kusam itu berubah menjadi lembaran yang penuh warna. Kamu telah mengisi semuanya dengan curahan tinta terbaikmu. Aku senang, senang sekali. Tak sangka, kamu orangnya, lelaki pembawa obor harapan disaat kutermenung sendiri di pojok lorong sendu. Kamu menyinari dan memberikan senyuman hangat. Saat itu aku seperti lempengan es yang siap mencair saat didekatmu. Lembar demi lembar selalu diisi oleh tintamu, hingga tanpa sadar lembaran itu pun penuh dengan tintamu. Saat aku dibutakan oleh tinta indahmu, tanpa kusadari terdapat gincu merah yang siap mencoret penuh emosi di atas lembaranku. Gincu merah itu lebih kuat, bahkan tintamu kini sudah terhapus (kuharap). Tercabik-cabik, kusut dan kini lembaran itu menjadi potongan kertas tanpa arti.