Rabu, 14 Agustus 2013

Grahita



tak ada lagi tulisan
tak ada lagi goresan
tak ada lagi keromantisan
tak ada lagi kerinduan
semuanya hanya kenangan

kadang-kadang jiwa ini masih mencari rohnya
jiwa ini menganggur mencari tuannya
cita-cita menguap bagai udara di siang hari begitu panasnya

kini, dunia terasa asing
semua sibuk dengan urusan masing-masing
duniaku seperti permainan gangsing

asing, masing-masing dan gangsing
setiap detik dalam kehidupan itu asing, kita tak ada yang akan pernah tahu sedetik kedepan akan terjadi apa. cinta bisa berubah jadi benci, kaya menjadi miskin serta kamu dan aku menjadi kita. pada dasarnya hidup itu ya sendiri. kita yang menentukan akan bahagia atau tidak, manis, pahit, asam, asinnya. kita kokinya dalam rasanya hidup. bukan kamu, dia, bunda, ayah dan siapapun. tapi ya, aku. diriku. dunia dan waktu berputar dengan cepat tanpa disadari, dan suatu saat akan jatuh, namun itu pasti. masalahnya, apakah ketika hidup kita jatuh akan ada tuan yang bersedia memutarkan kembali gangsing kehidupan ini?

detik tidak bisa kembali, begitupun dengan kamu
awan tak bisa di peluk, sama seperti kamu
pelangi muncul setelah hujan, begitupun dengan kamu
dan cahaya terlihat ketika gelap, persis sama kamu
empat huruf dan satu kata yang berjuta makna. ya, kamu

**

cinta bukan cenayang, yang bisa memberitahu kapan dan kepada siapa cinta kita akan terbalas. dan kepada siapa cinta akan memeluk tuannya. cinta bukan juga sebagai Tuhan penentu kebahagiaan seseorang. dengan cinta, orang bisa sakit. cinta bisa menyebabkan perang. kadang cinta bisa membuat seorang anak menjadi durhaka. cinta juga yang membuat si kaya menjadi miskin. namun ada yang sering di lupakan, cinta yang membuat kita ada dan cinta yang membuat kamu dan aku disini. berdiri dengan percaya diri, memberikan senyuman terbaik dengan dikelilingi bunga mawar merah yang cantik dan pemberian selamat. kepadamu.

Senin, 11 Maret 2013

Unsaid Memories



Kamu bagian terindah dalam hidupku namun, sebatas dalam hati saja yang mampu aku ungkapkan. Kamu terlahir untuk aku cintai. Kita di pertemukan atas ijin Sang Maha Cinta. Kamu kesempurnaan yang sanggup aku raih dalam hati.

Aku ingin berdiam di matamu. Aku ingin bernafas dengan paru-parumu. Aku ingin berucap atas pikiranmu. Aku ingin hidup dalam pelukanmu. Aku melukis indah di angkasa. Aku menulis semua kebahagiaan yang tak tersisa. Aku lantunkan lagu cinta, penuh rasa. Aku tak bisa melepasmu dengan tergesa-gesa.



Aku ingin terlahir kembali, untuk mengambil tempatnya yang seharusnya menjadi pijakan dalam hidupku
Dunia ini menjadi asing. Dunia ini menjadi aneh ketika aku tidak bisa membuatmu tersenyum karenaku
Aku memejamkan mata dan menyadari, dunia ini tak lagi sama. Aku hidup di hidupku yang kini menjadi asing
Seluruh sel tubuh ini merindukan getaran saat kamu menyentuhnya melalui pori-pori kulit. Sentuhan yang entah kapan bisa di rasakan lagi getarannya

Aku selalu membacamu, tetapi aku hanyalah tulisan yang belum kamu baca
Aku selalu mendengarkanmu, tetapi aku hanyalah musik yang kamu abaikan
Aku selalu menjadi penonton setiamu, di dalam drama hidupmu yang kamu sutradarai sendiri tanpa aku kebagian peran

Wajah ini rindu, akan senyuman yang kamu ciptakan
Mata ini memelas, akan wajah melas yang kamu perlihatkan
Jemari ini menunjukkan, bahwa kamu narasi kebahagiaan
Hidung ini rindu akan oksigen yang sama-sama kita hirup bersampingan

Dalam jejak langkah dan hidupku, aku telah sampai dimana aku merasakan cinta. Aku jatuh cinta pada semua kekuranganmu, aku menggila pada semua kelebihanmu. Kamu seperti pelangi yang hadir sesaat kemudian lenyap dan keluar dari sorotan mata, sebelum langkahku sanggup mengejar. Aku hanya bisa mengirim pertanda yang tak sanggup di lihat oleh kasat mata. Pertanda yang mungkin saja tak sanggup kamu rasa. Pertanda yang terlalu halus melebihi awan dan udara..

“My beautiful bittersweet sarcastic. What can I say? This is my unspoken hope."




Jumat, 15 Februari 2013

Terpejam Kagum



Aku lukis sebuah senyuman pada satu kain putih
Aku tumpahkan segala rasa dari hati yang bersih
Aku tulis masa depan yang indah bersamamu yang aku pilih
Aku pejamkan mata untuk mendekapmu dengan sentuhan kasih

Aku tidak butuh  yang sempurna
Kamu, cukup dengan kamu apa adanya
Kamu, narasi bahagiaku hingga aku terpana
Kamu, membuatku terjauh dari merana

Pejamku, kamulah kekasihku
Pejamku, kamulah idamanku
Pejamku, kamulah pendampingku
Pejamku, kamulah milikku

Dalam diam dan terpejam, kupunya kekaguman yang sederhana dan bisa menyempurnakan bila kita bersama..

Rabu, 28 November 2012

Jingga


Kuta, Bali.

Hari yang lemah..
Aku sendiri disini pasrah..
Bergejolak rasa yang masih saja tidak beranjak dan aku disini menunggumu dengan hati yang masih bergairah
Raihlah saja aku, pulanglah kepelukanku, maafkan bila hati ini menjadi marah
Aku mencoba berpisah, namun tak bisa, kau masih saja mencoba ini semua kembali merekah
Aku adalah rumah


Rumah hatimu yang kini luka
Aku disini memendungmu dengan duka
Aku meraih asa yang belum bisa kau kembalikan dengan suka
Aku mencoba tetap bersuka
Disini aku mencari hati yang sempat terluka


Aku adalah obat
Penghilang rasa penat
Penyawa hingga rasamu tumbuh, walau mungkin suatu saat
Aku disini tertawa diatas penat
Maafkan rasa yang masih saja tersesat



Teruntukmu,kau yang masih kuanggap hebat
Dibalik sifat yang mungkin saja masih menjadi firasat
Teruntukmu, kau yang masih kuanggap senyawa dalam batin yang penuh sesat
Kau grafitasi hati yang tak akan pernah sesaat.

Selasa, 24 Juli 2012

Capture Life


"Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum."
- Kahlil Gibran -







"Pikir kembali. Masih belum menemukan cintamu? Di bawah sadar kamu tahu siapa orangnya. Karena 'ia telah memilih'."







"Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu."
- Kahlil Gibran -







"Meeting you was fate. Becoming your friend was a choice. But falling in love with you, I had no control over."

"Before I met you, I never knew what it was like to be able to look at someone and smile or loving for no reason."






"You may hold my hand for a while. But you hold my heart forever."

"Somehow became reality when you brought the sunlight, completed my whole life.."
- Thanks God I Found You (Mariah Carey) -







Photo by: www.weheartit.com

Rabu, 27 Juni 2012

Kisah



Ketika kisah di kisahkan... 

Menuliskan tentang dirimu adalah hal favorite sepanjang waktu. Kamu selalu bisa menghiasi detik-detikku. Kamu bahan inspirasi di setiap huruf yang akan aku satukan ke dalam sebuah kalimat yang kemudian menjadi bait, selembar demi selembar. Kamu adalah ruh dalam kata perkata yang kuketik. Kamu dan aku adalah sebuah kisah. Aku yang masih berselimut malu hanya bisa menyampaikannya melalui kata-kata. Baiknya kamu baca ini tepat waktu.

Andai tabungan rasa bisa di tukar dengan detikmu, mungkin aku akan menguasai waktu. Kurela di hukum oleh waktu. Karena aku selalu mengenakan praduga dan angan sebagai alas sepatu. Mengapa? Karena masih saja kujadikan itu sebagai petunjuk langkah agar bisa terus menulis kisah dirimu dengan indah sampai akhir waktu di atas lembaran rasa dan waktu.

Kukenali kamu dalam diam. Kusebut namamu dalam pendam. Kamu satu-satunya cahaya dalam malam. Dan aku karam dalam takjub yang paling dalam. Aku menghitam dengan tinta-tinta bertuliskan namamu dalam tiap denyut nadiku. Terhembus sebuah ketakjuban. Kini hilang dalam pendam. Tanpa dendam. Aku hanya bisa bergumam dengan diri sendiri. Kamu mampu merubah ‘berisik’ saat pancaran tatapmu menangkap tatapku yang berjuta arti dan seketika aku menjadi sosok pendiam. Kamu mampu menguasai waktu.

Jika merindumu adalah sebuah dosa, mungkin saat ini aku sedang disiksa dalam neraka kerinduan. Ribuan detik bagaikan cambukan bagiku karena tanpa pertemuan. Huruf-huruf dalam Microsoft Word ini sulit untuk di satukan menjadi kalimat percintaan. Api keegoisan telah membakar seluruh rasa rindu yang tak mampunyai tampungan. Aku berusaha mengisi detikku dengan cucuran keringat, sebagai tanda pengalihan. Aku berusaha mengingat kembali memory awal cerita, kalau aku mempunyai rasa tanpa tanda baca dan kiasan. Aku hanya ingin memiliki rasa yang natural, mengalir dan entah kapan itu bisa jatuh di sebuah jurang waktu.

“Kata-kata ini hanya sekedar kata, tanpa kamu yang bertahta.”

Bila kisah ini tertuang dalam secangkir kopi, maukah kamu terus mengisinya agar tak habis terminum waktu? Sekiranya kisah ini tertuang dalam secangkir kopi, hangatkanlah, agar tak dingin karna di bekukan waktu.

Rabu, 20 Juni 2012

Pelangi



Hai..
Halo, apa kabar?
Saat ini aku sudah kaya raya akan sebuah rindu terpendam
Bagaimana denganmu, lelaki yang sinarnya sulit di pendam?
Lelaki yang suaranya terdengar merdu, walau lebih baik diam
Hai langit, bisakah aku titip salam?

Entah berapa ribu detik aku lewatkan tanpa senyumnya kulihat
Dia seperti pelangi maka sulit untukku panjat
Dia pelangi yang hadir saat awan mendung menghampiriku sesat
Warna-warni itulah rasanya bila tatapan mataku kamu ganggam erat
Seolah sulit untuk berpaling walau sesaat

Karena bagiku, kamulah alasan mengapa pipiku merah
Karena bagiku, kamulah jingga disaat senja merekah
Karena bagiku, kamulah sinar kuning matahari di setiap pagiku yang indah
Karena bagiku, kamulah pohon hijau  yang mampu menyejukan segala amarah
Karena bagiku, kamulah langit biru yang selalu aku lihat cerah
Karena bagiku, kamulah nila kesederhanaan yang tetap terlihat mewah
Karena bagiku, kamulah ungu dalam simbol keagungan seorang raja yang membuatku pasrah

“Setidaknya kala kamu mendengar namaku, detikmu beralih untuk sekedar mengingat kalau aku ada.”

Terima kasih, karna kamu aku banyak belajar. Aku masih saja berputar di putaran lingkaran yang sama. Semoga bisa kamu maklumi
Terima kasih, setidaknya telah memberikan warna dalam hidupku
Kamu datang hanya untuk aku kagumi dan tersadarku
Aku tidak meminta pada pelangi untuk datang pada awan mendungku
Sama dengan dirimu, yang tak pernah aku undang untukku kagumi

Kamu itu pelangi
Indah, berada di atasku, namun tidak bisa aku kunjungi
Kamu itu pelangi
Warna-warni, maka aku tak pernah bosan bila di dekati
Kamu itu pelangi
Terlihat dekat, namun sangat jauh untuk dimiliki

Suatu hari nanti, bisakah kamu menghiasi awan mendungku dengan lengkungan indahmu?

Teruntukmu,
Mungkin ini memalukan, namun setidaknya tidak bagiku. Segalanya datang tanpa permisi. Dan bisa jadi pergi tanpa pamit. Namun tetap meninggalkan kenangan.
Teruntukmu,
Sosok pelangi cukup indah menggambarkan rasa kagumku. Jika semua doaku terkabulkan Tuhan, aku sadar, aku belum siap. Aku masih saja setia dengan praduga dan angan.
Kukirimkan balon pesan, agar ia bisa terbang menghampiri pelangi. Dan mungkin saat ini kamu baca pesanku. Ini pesan tulus, tiada maksud mengganggu kesenangan.

Dari aku, pemuja yang bersembunyi di balik tabungan pesimis.