Kamis, 03 Februari 2011

Antara Buah dan Belah Duren

Seorang perempuan biasa, pintar namun tetap bodoh dalam sesuatu hal. Merasa dirinya adalah orang yang tidak tahu apa-apa, bahkan cenderung idiot jika diajak bicara mengenai hal yang satu ini. Terdengar dan terlihat sangat tabu. Kedengeran kolot dan tidak berpikir luas, namun itu yang ada dipikiran perempuan ini, yang bernama Dewi. Dan hal itu bernama, sex. Yah! Jika membaca atau mendengar kata sex, pasti yang tercetus pertama adalah ‘enak’ ‘nagih’ dan ‘nikmat’. Halah, apa lah kata itu dan bebas orang mengartikan kata sex. Yang pasti, Dewi tidak tahu menahu hal ini. Percaya? Hampir semua orang tidak.
Bagaimana tidak. Disekelilingi dengan lingkungan yang bisa terbilang bebas perkataan, asap rokok dan saat ini ia sedang mengakrabkan atau berusaha tidak tabu lagi dengan tattoo dan alkohol. Ia percaya, dibalik keburukan pasti ada kebaikan dan sebaliknya. Sempat merasa didekati oleh laki-laki yang beristri, mempunyai pacar bahkan single namun terlalu berpikir ’sok suci’. Dipegang tangannya saja selalu menghindar, kalau tidak mau dipegang ya ga usah berusaha mendekati perempuan. Aneh. Orang disekitar yang sebenarnya tidak tahu apa-apa namun sangat ’sok’ menjadi orang yang paling tahu bahkan paling benar, menilai kalau Dewi adalah perempuan yang bisa mendekati kata ’perempuan nakal’. Hei dari mana kalian bisa menilai Dewi seperti itu?.
Mereka menilai karena Dewi adalah perempuan perokok aktif, mencintai kopi, memakai baju terbilang sopan ga sopan, mempunyai teman yang bertattoo, minum-minuman beralkohol dan beberapa faktor X lainnya yang jika diperjelas akan semakin ketahuan mereka benar-benar orang ’sok suci’. Merasa paling benar? Merasa paling suci? Merasa paling pasti akan masuk surga? Yah itulah mereka yang beraninya memberikan nilai buruk terhadap makhluk ciptaan Tuhan tanpa tahu ia sebenarnya bagaimana. Mungkin mereka tidak tahu ungkapan ini: ’lain di bibir lain dihati’ atau tahu tapi pura-pura tidak tahu?. Kasian. Munafik.
Dulu itulah yang ada di dalam otak Dewi, segala hal yang bukan dijalur Tuhan adalah hal yang salah dan tanpa alasan. Namun saat ini, ia berani berkata ’saya salah, saya malu, saya lebih buruk dari mereka yang saya nilai selama ini, manusia tidak punya hak menilai sesamanya, masih ada yang punya Kuasa’. Tapi yang punya Kuasa disini bukan uang atau pun pemerintah yang beruang eh ber-uang, tidak lain dan satu-satu nya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini, uang adalah segalanya dan segalanya itu butuh uang. Jangan bicarakan cinta, jika tidak punya uang, apakah cinta itu masih ada?. Bahkan untuk membeli buah duren pun tidak bisa, apalagi untuk biaya membelahnya. Sesatnya pikiran, bisa lebih mementingkan uang dari pada Tuhan nya sendiri. Tidak usah diberikan contoh, pikirkan lebih dalam dan tanpa dimasukin ke hati. Sakit. Tragis.
Beradunya air liur secara bergantian, permainan tari indah yang dilakoni dua lidah yang saling beradu, sesekali diselingi oleh desahan yang bisa membuat birahi naik, terkadang dilanjutkan dengan menjelajahi kebagian tubuh lainnya. Seperti berwisata, menikmati gunung yang cantik, sebelumnya harus meluncur dengan perlahan kemudian kita bisa menikmati tempat kolam susu berada. Sesekali kolam itu berisi penuh susu ajaib, namun ada masa nya. Permainan jemari lembut namun penuh napsu, terus-menerus menjelajahi tubuh tanpa takut dan tidak mengabaikan sekitar bahkan waktu. Sampai bingung, mereka sedang mabuk cinta atau alkohol. Setelah puas menjelajahi dan berwisata serta tidak lupa mencicipi setiap sudutnya, hanya dua hal yang biasanya terjadi yaitu penyesalan atau nagih.
Dewi hanya bisa diam seribu bahasa, hanya sesekali mengeluarkan senyuman kecil namun lebih sering memilih membakar rokok ketika teman-temannya membahas hal tersebut. Jika dibayangkan memang asik dan membuat birahi naik, namun jika sudah berhadapan dengan laki-laki dalam keadaan menuju arah sex rasa ketakutan yang begitu luar biasa muncul, sehingga rasa takut itu berhasil mengalahkan napsu yang sudah hampir memuncak. Melihat adegan tersebut secara langsung bisa membuat bulu kuduk berdiri seperti melihat hantu. Melihat video nya? Hemm bisa pusing dan tidak akan bertahan lama. Merasa punya kelainan, itu yang sedang Dewi rasakan. Apa yang sedang terjadi?. Atau jangan-jangan ada kelainan psikologis sex, duga Dewi yang berusaha menghindar jika sudah memikirkan hal itu.
’Tambah bir nya’, sambil mematikan putung rokok. Beberapa gelas bir telah berpindah kedalam perut buncit itu. ’Hai sayang’, ucap seorang laki-laki bersuara berat dengan tatapan penuh napsu. Tidak berapa lama, adegan diatas terjadi.
’Kenapa penutup kepala nya terlepas?!’, gumam Dewi terbata.